Selasa, 29 Oktober 2013

hamil anggur



MOLA HIDATIDOSA (HAMIL ANGGUR)
Mola hidatidosa adalah chorionic villi (jonjotan/gantungan) yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil anggur atau mata ikan.
Etiologi
Penyebab mola hidatidosa tidak diketahui secara pasti, namun faktor penyebabnya adalah :
a.Faktor ovum : ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi terlambat dikeluarkan.
b.Imunoselektif dari tropoblast
c.Keadaan sosio-ekonomi yang rendah

d.Paritas tinggi
e.Kekurangan protein
f.Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas


Patofisiologi
Mola hidatidosa dapat terbagi menjadi :
a.Mola hidatidosa komplet (klasik), jika tidak ditemukan janin
b.Mola hidatidosa inkomplet (parsial), jika disertai janin atau bagian janin.

Mola hidatidosa komplit
Villi korion berubah menjadi massa vesikel dengan ukuran bervariasi dari sulit terlihat sehingga diameter beberapa centimeter. Histologinya memiliki karekteristik, yaitu :
  • Terdapat degenerasi hidrofik & pembengkakan stroma villi
  • Tidak ada pembuluh pada villi yang membengkak
  • Proliferasi dari epitel trofoblas dengan bermacam2 ukuran
  • Tidak adanya janin atau amnion
Mola Hidatidosa parsial
Masih tampak gelembungt yang disertai janin atau bagian dari janin. Umumnya janin masih hidup dalam bulan pertama. Tetapi ada juga yang hidup sampai aterm. Pada pemeriksaan histopatologik tampak di beberapa tempat villi yang edema dengan sel trofoblas yang tidak begitu berproliferasi, sedangkan tempat lain masih banyak yang normal.
Ada beberapa teori yang diajukan untuk menerangkan patogenesis dari penyakit trofoblast :
Teori missed abortion. Mudigah mati pada kehamilan 3 – 5 minggu karena itu terjadi gangguan peredarah darah sehingga terjadi penimbunan cairan masenkim dari villi dan akhirnya terbentuklah gelembung-gelembung.
Teori neoplasma dari Park. Sel-sel trofoblast adalah abnormal dan memiliki fungsi yang abnormal dimana terjadi reabsorbsi cairan yang berlebihan ke dalam villi sehigga timbul gelembung.
Studi dari Hertig lebih menegaskan lagi bahwa mola hidatidosa semata-mata akibat akumulasi cairan yang menyertai degenerasi awal atau tiak adanya embrio komplit pada minggu ke tiga dan ke lima. Adanya sirkulasi maternal yang terus menerus dan tidak adanya fetus menyebabkan trofoblast berproliferasi dan melakukan fungsinya selama pembentukan cairan.
Gambaran Klinik
Gambaran klinik yang biasanya timbul pada klien dengan ”mola hidatidosa adalah :
a.Amenore dan tanda-tanda kehamilan
b.Perdarahan pervaginam berulang. Darah cenderung berwarna coklat. Pada keadaan lanjut kadang keluar gelembung mola.
c.Pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
d.Tidak terabanya bagian janin pada palpasi dan tidak terdengarnya BJJ sekalipun uterus sudah membesar setinggi pusat atau lebih.
e.Preeklampsia atau eklampsia yang terjadi sebelum kehamilan 24 minggu.


Faktor Resiko
  • Defek pada ovarium
  • abnormalitas pada uterus
  • defisiensi nutrisi antara lain defisiensi protein, asam folat, karoten
  • umur dibawah 20 tahun atau
  • usia diatas 40 tahun : memiliki peningkatan resiko 7x dibanding perempuan yang lebih muda
Mortalitas & Morbiditas  (Angka kematian & kesakitan)
Pada Mola 20% berkembang menjadi keganasan trofoblastik. Setelah terbentuk mola komplit, invasi ke uterus terjadi pada 15% pasien & metastasis terjadi pada 4% pasien. Kasus koriokarsinoma yang berkembang dari mola partial belum pernah dilaporkan, walaupun 4% pasien dengan mola parsial akan berkembang menjadi penyakit trofoblastik non metastasis persisten yang membutuhkan kemoterapi.
Makroskopik
Gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa milimeter sampai satu atau 2 cm
Diagnosis
  • Amenore/tidak haid
  • Perdarahan pervaginam
  • Uterus lebih besar dari usia kehamilan
  • Tidak ditemukan tanda kehamilan pasti seperti balotemen dan bunyi jantung janin
  • β-hCG dalam darah atau urin
  • Foto abdomen, biopsi transplasental, sonde uterus diputar, USG
Komplikasi

Bisa disertai preeklampsia pada usia kehamilan yang lebih muda
Tirotoksikosis, prognosis lebih buruk, biasanya meninggal akibat krisis tiroid
Emboli sel trofoblas ke paru
Sering disertai kista lutein, baik unilateral maupun bilateral, kista menghilang jika mola sudah dievakuasi
Mola dengan kista lutein mempunyai resiko 4x lebih besar berdegenerasi
Terapi
Perbaikan keadaan umum
Pengeluaran jaringan mola (Evakuasi)
Profilaksis dengan sitostatika
Pemeriksaan tindak lanjut (Follow up)
Perbaikan keadaan umum
Transfusi darah jika anemia atau shock
Menghilangkan penyulit seperti preeklampsia dan tirotoksikosa
Evakuasi Mola
Kuret hisap (Vakum) : Sambil diberikan uterotonika untuk memperbaiki kontraksi, sedia darah
Histerektomi : cukup umur atau cukup anak, bila ditemukan tanda-tanda keganasan berupa mola invasif
Profilaksis dengan sitostatika

Kasus mola dengan resiko tinggi akan terjadinya keganasan, atau pada pemeriksaan Patologi Anatomi ditemukan mencurigakan tanda keganasan
Methotrexate atau actinomycin D
Dapat menghindarkan keganasan dengan metastasis, mengurangi koriokarsinoma diuterus sebanyak 3x
Follow up

Dianjurkan untuk tidak hamil 1 tahun
Kondom atau pil KB
Pemeriksaan β-hCG berkala dan radiologi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar